FRASA DAN MACAMNYA

Respons: 0 comments

FRASA DAN MACAMNYA

Salam sejahtera buat para blogger dimanapun anda berada. Kali ini saya akan melanjutkan rangkuman materi yang belum terselesaikan. Untuk tema kali ini saya akan membahas pengertian frasa dan macamnya serta tak lupa pula cara memanfaatkan kelas kata dan perincian pada kalimat.

B. FRASA DAN MACAMNYA

Frasa adalah bagian kalimat yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi atau jabatan di dalam kalimat. Di dalam kalimat terdapat subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K), dan pelengkap (pel).

Contoh : Dokter membaca buku (S P O), Dokter muda sedang membaca buku cerita (S P O), Dokter muda ganteng sedang asyik membaca buku cerita komik (S P O)

Pada contoh di atas, kata dokter dapat diperluas menjadi dokter muda, dokter muda ganteng, tapi tetap menduduki satu fungsi di dalam kalimat yaitu, subjek. Demikian pula dengan membaca, diperluas menjadi sedang membaca dan sedang asyik membaca tetap berkedudukan sebagai predikat Begitu juga pada kata buku, diperluas menjadi buku cerita dan buku cerita komik tetap berkedudukan sebagai objek.

Frasa dibedakan atas:
1. Frasa nominal: frasa yang unsur pusatnya kata benda.
Contoh : – kamar anak, buku gambar
2. Frasa verbal: frasa yang unsur pusatnya kata kerja.
Contoh : – sedang tidur, telah belajar
3. Frasa adjektival: frasa yang unsur pusatnya kata sifat.
Contoh: – cukup pintar, agat lambat
4. Frasa adverbial: frasa yang unsur pusatnya kata keterangan.
Contoh: – pagi sekali, sangat tekun
5. Frasa preposisional (kata depan): frasa yang terdiri dari unsur kata depan dan kata benda.
Contoh : di kota, dari kantor

C. Memanfaatkan Kelas Kata dalam Menyusun Perincian pada Kalimat

Sering kita menemukan kalimat yang kurang efektif. Apalagi kalimat tersebut berbentuk kalimat majemuk yang menggunakan banyak unsur keterangan atau berbentuk perincian. Untuk menyusun kalimat seperti ini dan agar mudah dipahami, kita harus berpedoman pada ciri kalimat efektif.

Ciri-ciri kalimat efektif antara lain adalah adanya kesejajaran bentukan kata dan penghematan dalam penggunaan kata. Yang dimaksud dengan kesejajaran adalah kesamaan pilihan bentukan kata pada kalimat luas yang berisi perincian. Jika bentukan kata pertama berupa kata benda (nomina), kata berikutnya harus berbentuk kata benda. Jika kata pertamanya berbentuk kata kerja (verba), kata berikutnya dan seterusnya berbentuk kata kerja.

Pemahaman terhadap kelas kata dapat memudahkan kita menyusun kalimat yang berisi pemerian agar tetap efektif. Contoh:

1.a. Proses pendaftaran masuk SLTA dari SLTP dimulai dengan diserahkannya tanda kelulusan lalu mengambil dan mengisi formulir dan tinggal mengamati hasilnya setiap hari.
Menjadi:
b Proses pendaftaran masuk SLTA dimulai dengan penyerahan tanda kelulusan dari SLTP, lalu pengambilan serta pengisian formulir, dan pengamatan pada pengumuman hasilnya setiap hari.

2.a. Kamu boleh tinggal di rumah ini dengan sewanya dibayar setiap bulan atau kau bisa membelinya dengan harga yang telah disepakati.
Menjadi:
b. Kamu boleh menempati rumah ini dengan membayar sewanya setiap bulan atau kaudapat membelinya dengan harga yang telah disepakati.

3.a. Hati-hati berbelanja di mall, sering terjadi kecopetan, penodongan, dan perampokan.
Menjadi:
b. Hati-hati berbelanja di mall, sering terjadi pencopetan, penodongan, dan perampokan.

4.a. Untuk menjadi siswa teladan, seseorang dituntut rajin, tekun, tidak ceroboh dan tak mudah putus asa.
Menjadi:
b. Untuk menjadi siswa teladan, seseorang dituntut rajin, tekun, teliti, danoptimis.

Selain kesejajaran, dalam menyusun kalimat efektif juga diperlukan kehematan penggunaan kata. Kata-kata yang sama dan diulang-ulang dapat dibuang atau diganti dengan kata yang sejenis dan semakna sepanjang tidak mengubah pengertiannya. Umpamanya, untuk menghemat pengulangan nama orang/kita dapat menggunakan bentuk pronomina persona (kata ganti orang).

Contoh :
Pak Muhidin beserta anaknya tak dapat lagi berjualan di pinggir jalan protokol setelah barang dagangan Pak Muhidin dan anaknya terkena razia petugas. Pak Muhidin tidak putus asa bersama anaknya, penjual pakaian jadi itu berjualan keliling kampung.
Menjadi:
Pak Muhidin beserta anaknya tak bisa lagi berjualan di pinggir jalan protokol setelah dagangan mereka terkena razia petugas pamong praja. Ia tidak putus asa. Bersama anaknya, ia berjualan pakaian jadi keliling kampung.

NB:RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA SMK KELAS X BAB 9


By :
Ritma Arientha

No comments:

Copyright © Windsgraps

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog